Wednesday, August 29, 2012

Mendung Pagi Itu

Posted by phero at 2:02 AM




#0 Mendung Pagi Itu #supershortstory #sss #starts

#1 Sabtu. 1 September 2012. 16:00. #sss

#2 Dingin. Seharusnya matahari yang sedang bertengger di langit sore itu bisa menghangatkan. Tapi kemarau membekukan hari. #sss

#3 Putri melangkah masuk ke sebuah rumah bercat kuning gading di ujung jalan. Rumah yang dulu selalu memberikan keceriaan. Ya. Sebelum kakaknya pergi. #sss

#4 Pergi meninggalkannya, untuk selamanya. Dua tahun lalu. Tanggal 3, bulan September, tahun 2010. #sss

#5 Putri membuka pintu kamar tidurnya yang sudah seminggu ini tak dikunjungi. Jarak yang cukup jauh antara rumah dan kampus memaksanya tinggal di sebuah rumah kos. #sss

#6 Kamar itu tak terlalu lebar. Ungu tua menyelimuti sisi-sisi ruangan itu. Sebuah rak buku kecil terdiam di sudut ruangan. #sss

#7 Putri terduduk di tempat tidur. Memandang sekeliling dengan tatapan kosong. Sebuah pigura foto di atas meja belajar membuatnya tertegun. #sss

#8 Dua orang anak kecil yang sedang berlarian di pinggir pantai. Putri mengenal mereka dengan baik. Ya. Itu adalah dirinya sendiri dan Evan, kakaknya. #sss

#9 Air mata Putri menitik. Sudah dua tahun berlalu, namun kenangan tentang kakaknya masih jelas dalam pikirannya. #sss

#10 "Putri. Sudah pulang kamu, nak?" Sebuah suara lembut membuyarkan lamunan Putri. #sss

#11 "Ya, Ma," jawab Putri singkat. "Mandi dulu, Putri. Jangan lupa pakai air hangat. Akhir-akhir ini dingin sekali," ucap mamanya dari luar kamar. #sss

#12 Putri menghapus air mata yang sempat menitik, meletakkan tas yang dibawanya di atas meja, dan melangkah keluar. #sss

#13 Mamanya sudah tak terlihat lagi. Mungkin sedang di dapur, menyiapkan makan malam. #sss

#14 Putri melangkah menuju sebuah kamar di sebelah kamar tidurnya. Disentuhnya pintu bercat biru itu. Sebuah poster Paramore menempel di pintu itu. #sss

#15 Dibukanya pintu itu. Putri melangkah masuk. Pelan. #sss

#16 Kamar itu masih sama. Sebuah gitar tergeletak di atas tempat tidur. Dinding kamar itu penuh seperti hutan poster. #sss

#17 Ya. Masih sama. Seperti dua tahun lalu saat Evan masih sering memakai kamar itu. Saat Evan masih ada di dunia ini. #sss

#18 Evan terlalu sayang dengan kamar itu. Untuk tidur. Menyelesaikan tugas kuliahnya. Atau sekedar memetik gitarnya. #sss

#19 Putri duduk di atas tempat tidur Evan. Meletakkan gitar kesayangan Evan di pangkuannya. #sss

#20 D A Bm G D A Bm G ... Jemarinya memainkan Your Guardian Angel. Sekali lagi dengan mata berkaca. #sss

#21 Masih teringat saat Evan membantunya mengerjakan tugas sekolah yang menumpuk. Walaupun Evan sendiri sudah lelah dengan kegiatan kampusnya. #sss

#22 Masih teringat saat Evan menemaninya bergadang. Setelah Putri putus dari mantannya. #sss

#23 Masih teringat senyum kakaknya itu. Yang selalu menenangkan hatinya. #sss

#24 "Senyum memang tidak menyelesaikan masalah, tapi setidaknya mengurangi." Masih teringat pesan Evan, beberapa hari sebelum dia pergi. #sss

#25 "Putri? Belum jadi mandi juga?" Putri terkejut melihat mamanya sudah berdiri di depannya. #sss

#26 "Eh, belum, Ma. Putri teringat kak Evan," ucap Putri sambil meletakkan gitar di atas tempat tidur. #sss

#27 Putri berusaha tersenyum, ketika mamanya mengusap airmata Putri yg menetes. #sss

#28 "Kalau kamu sedih, kakakmu di sana juga ikut sedih. Senyum saja, nak. Kakak kamu pasti sudah bahagia di sisi-Nya." #sss

#29 Putri memeluk mamanya, sebelum akhirnya dia melangkah ke kamar mandi. #sss

#30 Setelah makan malam dan mengobrol dengan orangtuanya, Putri tak segera terlelap. Tugas kampus sudah menunggunya. #sss

#31 23:31 Sunyi. Putri masih terduduk di depan notebook putih di meja belajarnya. Paper itu belum selesai juga. #sss

#32 Di tutupnya MS Word. Jemarinya mulai mengetik twitter.com di kolom pencarian. #sss

#33 "@putriindah__: Antara twitter dan paper.. *bingung*" #sss

#34 Putri mengucek kedua matanya yang terasa berat. Hampir saja ditutupnya notebook putih itu, saat sebuah notifikasi muncul. #sss

#35 "@aditya_d_saputra: *senyum* RT @putriindah__: Antara twitter dan paper.. *bingung*" #sss

#36 Sebuah retweet dari Adit. Teman sekelasnya di kampus. Kekasih Lucy, teman Putri waktu SMA. #sss

#37 "@putriindah__: Napa mlh senyum? Ini lg stress.. RT @aditya_d_saputra: *senyum* RT @putriindah__: Antara twitter dan paper.. *bingung*" #sss

#38 "@aditya_d_saputra: Senyum mang ga nyelesaiin mslh, tp setidaknya ngurangin.. Haha.. RT @putriindah__: Napa mlh senyum? Ini lg stress.." #sss

#39 Putri tertegun. Kata-kata itu. Mirip dengan pesan Evan. Ya. Pesan terakhir Evan. #sss

#40 Sejenak Putri terdiam. Dipandangnya foto dirinya dan kakaknya dalam pigura tadi. Putri pun tersenyum kecil. #sss

#41 "@putriindah__: Iya juga sih.. Kamu mirip kakak ku.. @aditya_d_saputra" #sss

#42 "@aditya_d_saputra: Hah? Kakak km siapa? Mirip apanya? RT @putriindah__: Iya juga sih.. Kamu mirip kakak ku.. @aditya_d_saputra" #sss

#43 "@putriindah__: DM aja yaa.. RT @aditya_d_saputra: Hah? Kakak kamu siapa? Mirip apanya?" #sss

#44 Putri pun mengirimkan sebuah Direct Message untuk Adit: "Hei, kata2 km tadi mirip sama kakak ku. Tp kakak ku dah meninggal." #sss

#45 "Oh ya? Mungkin kebetulan. I'm sorry to hear that." || "Iya, gapapa. Tapi kata2 itu bakalan ku ingat terus." #sss

#46 "Iya. Kakak km pasti baik bgt. Senyum n tetap semangat ya!" ||  "Hehe.. Iya.. Makasih.." #sss

#47 "Kamu gak tidur, Putri?" || "Baru mau. Tadi ngerjain tugasnya Miss Mitha." #sss

#48 "Oh ya? Wah, aku belum bikin. Lagi sibuk. Haha." || "Sibuk apa sibuk? Pacaran mulu sih sama Lucy. :D" #sss

#49 "Haha. Gak juga." || "Oh kirain." #sss

#50 Percakapan mereka pun terhenti disitu. Entah mengapa, Putri merasa ada yang beda. #sss

#51 Masih teringat dulu saat semester awal, ketika Putri dan Adit jadi satu kelompok, dan teman-temannya mulai berbisik-bisik. #sss

#52 Masih teringat, saat Adit tidak masuk kelas, dan teman-teman menanyakannya pada Putri. #sss

#53 Masih teringat, saat Adit mengajaknya makan berdua di kantin, namun Putri menolaknya karena malu. #sss

#54 Apakah itu ........ Tidak. Tidak. Itu bukan cinta, pikir Putri. #sss

#55 Tapi mengapa malam ini terasa beda? Lalu bagaimana dengan Lucy? #sss

#56 Putri melamun di depan notebook yang hanya dipandanginya dengan tatapan kosong. #sss

#57 Dipandanginya Timeline Twitter yang ramai di tengah malam itu. #sss

#58 Tak sengaja mata Putri tertuju pada sebuah tweet. "@aditya_d_saputra: #np The Only Exception - Paramore" #sss

#59 "@putriindah__: Suka paramore juga yaa. Kakak ku juga. :') RT @aditya_d_saputra: #np The Only Exception - Paramore" #sss

#60 Untuk beberapa saat Putri termangu. Menunggu reply dari Adit. Namun limabelas menit berlalu tanpa notifikasi. #sss

#61 Putri pun merebahkan badannya di atas tempat tidur, setelah membereskan notebook dan jurnal di mejanya. #sss

#62 Tapi. Nama Adit masih melintas di pikirannya. #sss

#63 Minggu, 2 September 2012. Tak seperti biasa. Mendung. Putri kembali mengerjakan paper setelah pulang dari gereja pagi. #sss

#64 Akhirnya tak ada yang istimewa di hari Minggu itu, kecuali paper yang telah selesai dikerjakan Putri sebelum makan malam. #sss

#65 Putri pun mulai mencoba melupakan rasa dihatinya. Rasa yang berbeda untuk Adit. #sss

#66 Pagi berikutnya, Putri sudah bersiap dengan barang bawaannya. Kembali ke rumah kos yang ditempatinya. Di dekat kampus. #sss

#67 Kuliah jam 7 pagi di hari Senin memaksanya bangun di pagi buta. #sss

#68 Ada yang berbeda di kelas kali ini. Menempati kelas yang sama dengan Adit membuat Putri merasa aneh. #sss

#69 Putri pun merasa sangat lega saat kuliah berakhir. Dia pun menyusuri koridor sepi menuju ke perpustakaan. #sss

#70 "Hei." Sebuah suara mengejutkan Putri dari belakang. Putri menoleh. Dan terpaku. #sss

#71 "Hei," ucap Putri. Adit sudah berdiri di depannya.. Tersenyum. Mereka pun terdiam beberapa saat. Saling memandang.  #sss

#72 "Bolehkah aku jadi kakakmu? Kakak yang berbeda. Dengan rasa sayang yang beda," ucap Adit pelan. #sss

#73 "Maksudnya?" || "Aku sayang kamu." #sss

#74 "Lalu Lucy?" || "Ternyata dia punya yang lain." #sss

#75 Mereka terdiam. Putri pun masih tertegun. #sss

#76 "Tiga September, dua tahun lalu, kakak ku pergi. Dan tiga September hari ini, kamu datang," ucap Putri. #sss

#77 Langit mendung menyelimuti pagi. Tapi bukan hati. Kali ini. #sss

#78 The End. Thank you for reading. #supershortstory #sss

1 comments:

Unknown on April 15, 2013 at 1:33 AM said...

Fiktif abis..
Tapi boleh juga untuk jd refrensi ku..
"Bolehkan aku jd kakak mu, kakak yg berbeda dan rasa sayang yang berbeda juga".
I like this..

Post a Comment

What do you think about the story?

Wednesday, August 29, 2012

Mendung Pagi Itu





#0 Mendung Pagi Itu #supershortstory #sss #starts

#1 Sabtu. 1 September 2012. 16:00. #sss

#2 Dingin. Seharusnya matahari yang sedang bertengger di langit sore itu bisa menghangatkan. Tapi kemarau membekukan hari. #sss

#3 Putri melangkah masuk ke sebuah rumah bercat kuning gading di ujung jalan. Rumah yang dulu selalu memberikan keceriaan. Ya. Sebelum kakaknya pergi. #sss

#4 Pergi meninggalkannya, untuk selamanya. Dua tahun lalu. Tanggal 3, bulan September, tahun 2010. #sss

#5 Putri membuka pintu kamar tidurnya yang sudah seminggu ini tak dikunjungi. Jarak yang cukup jauh antara rumah dan kampus memaksanya tinggal di sebuah rumah kos. #sss

#6 Kamar itu tak terlalu lebar. Ungu tua menyelimuti sisi-sisi ruangan itu. Sebuah rak buku kecil terdiam di sudut ruangan. #sss

#7 Putri terduduk di tempat tidur. Memandang sekeliling dengan tatapan kosong. Sebuah pigura foto di atas meja belajar membuatnya tertegun. #sss

#8 Dua orang anak kecil yang sedang berlarian di pinggir pantai. Putri mengenal mereka dengan baik. Ya. Itu adalah dirinya sendiri dan Evan, kakaknya. #sss

#9 Air mata Putri menitik. Sudah dua tahun berlalu, namun kenangan tentang kakaknya masih jelas dalam pikirannya. #sss

#10 "Putri. Sudah pulang kamu, nak?" Sebuah suara lembut membuyarkan lamunan Putri. #sss

#11 "Ya, Ma," jawab Putri singkat. "Mandi dulu, Putri. Jangan lupa pakai air hangat. Akhir-akhir ini dingin sekali," ucap mamanya dari luar kamar. #sss

#12 Putri menghapus air mata yang sempat menitik, meletakkan tas yang dibawanya di atas meja, dan melangkah keluar. #sss

#13 Mamanya sudah tak terlihat lagi. Mungkin sedang di dapur, menyiapkan makan malam. #sss

#14 Putri melangkah menuju sebuah kamar di sebelah kamar tidurnya. Disentuhnya pintu bercat biru itu. Sebuah poster Paramore menempel di pintu itu. #sss

#15 Dibukanya pintu itu. Putri melangkah masuk. Pelan. #sss

#16 Kamar itu masih sama. Sebuah gitar tergeletak di atas tempat tidur. Dinding kamar itu penuh seperti hutan poster. #sss

#17 Ya. Masih sama. Seperti dua tahun lalu saat Evan masih sering memakai kamar itu. Saat Evan masih ada di dunia ini. #sss

#18 Evan terlalu sayang dengan kamar itu. Untuk tidur. Menyelesaikan tugas kuliahnya. Atau sekedar memetik gitarnya. #sss

#19 Putri duduk di atas tempat tidur Evan. Meletakkan gitar kesayangan Evan di pangkuannya. #sss

#20 D A Bm G D A Bm G ... Jemarinya memainkan Your Guardian Angel. Sekali lagi dengan mata berkaca. #sss

#21 Masih teringat saat Evan membantunya mengerjakan tugas sekolah yang menumpuk. Walaupun Evan sendiri sudah lelah dengan kegiatan kampusnya. #sss

#22 Masih teringat saat Evan menemaninya bergadang. Setelah Putri putus dari mantannya. #sss

#23 Masih teringat senyum kakaknya itu. Yang selalu menenangkan hatinya. #sss

#24 "Senyum memang tidak menyelesaikan masalah, tapi setidaknya mengurangi." Masih teringat pesan Evan, beberapa hari sebelum dia pergi. #sss

#25 "Putri? Belum jadi mandi juga?" Putri terkejut melihat mamanya sudah berdiri di depannya. #sss

#26 "Eh, belum, Ma. Putri teringat kak Evan," ucap Putri sambil meletakkan gitar di atas tempat tidur. #sss

#27 Putri berusaha tersenyum, ketika mamanya mengusap airmata Putri yg menetes. #sss

#28 "Kalau kamu sedih, kakakmu di sana juga ikut sedih. Senyum saja, nak. Kakak kamu pasti sudah bahagia di sisi-Nya." #sss

#29 Putri memeluk mamanya, sebelum akhirnya dia melangkah ke kamar mandi. #sss

#30 Setelah makan malam dan mengobrol dengan orangtuanya, Putri tak segera terlelap. Tugas kampus sudah menunggunya. #sss

#31 23:31 Sunyi. Putri masih terduduk di depan notebook putih di meja belajarnya. Paper itu belum selesai juga. #sss

#32 Di tutupnya MS Word. Jemarinya mulai mengetik twitter.com di kolom pencarian. #sss

#33 "@putriindah__: Antara twitter dan paper.. *bingung*" #sss

#34 Putri mengucek kedua matanya yang terasa berat. Hampir saja ditutupnya notebook putih itu, saat sebuah notifikasi muncul. #sss

#35 "@aditya_d_saputra: *senyum* RT @putriindah__: Antara twitter dan paper.. *bingung*" #sss

#36 Sebuah retweet dari Adit. Teman sekelasnya di kampus. Kekasih Lucy, teman Putri waktu SMA. #sss

#37 "@putriindah__: Napa mlh senyum? Ini lg stress.. RT @aditya_d_saputra: *senyum* RT @putriindah__: Antara twitter dan paper.. *bingung*" #sss

#38 "@aditya_d_saputra: Senyum mang ga nyelesaiin mslh, tp setidaknya ngurangin.. Haha.. RT @putriindah__: Napa mlh senyum? Ini lg stress.." #sss

#39 Putri tertegun. Kata-kata itu. Mirip dengan pesan Evan. Ya. Pesan terakhir Evan. #sss

#40 Sejenak Putri terdiam. Dipandangnya foto dirinya dan kakaknya dalam pigura tadi. Putri pun tersenyum kecil. #sss

#41 "@putriindah__: Iya juga sih.. Kamu mirip kakak ku.. @aditya_d_saputra" #sss

#42 "@aditya_d_saputra: Hah? Kakak km siapa? Mirip apanya? RT @putriindah__: Iya juga sih.. Kamu mirip kakak ku.. @aditya_d_saputra" #sss

#43 "@putriindah__: DM aja yaa.. RT @aditya_d_saputra: Hah? Kakak kamu siapa? Mirip apanya?" #sss

#44 Putri pun mengirimkan sebuah Direct Message untuk Adit: "Hei, kata2 km tadi mirip sama kakak ku. Tp kakak ku dah meninggal." #sss

#45 "Oh ya? Mungkin kebetulan. I'm sorry to hear that." || "Iya, gapapa. Tapi kata2 itu bakalan ku ingat terus." #sss

#46 "Iya. Kakak km pasti baik bgt. Senyum n tetap semangat ya!" ||  "Hehe.. Iya.. Makasih.." #sss

#47 "Kamu gak tidur, Putri?" || "Baru mau. Tadi ngerjain tugasnya Miss Mitha." #sss

#48 "Oh ya? Wah, aku belum bikin. Lagi sibuk. Haha." || "Sibuk apa sibuk? Pacaran mulu sih sama Lucy. :D" #sss

#49 "Haha. Gak juga." || "Oh kirain." #sss

#50 Percakapan mereka pun terhenti disitu. Entah mengapa, Putri merasa ada yang beda. #sss

#51 Masih teringat dulu saat semester awal, ketika Putri dan Adit jadi satu kelompok, dan teman-temannya mulai berbisik-bisik. #sss

#52 Masih teringat, saat Adit tidak masuk kelas, dan teman-teman menanyakannya pada Putri. #sss

#53 Masih teringat, saat Adit mengajaknya makan berdua di kantin, namun Putri menolaknya karena malu. #sss

#54 Apakah itu ........ Tidak. Tidak. Itu bukan cinta, pikir Putri. #sss

#55 Tapi mengapa malam ini terasa beda? Lalu bagaimana dengan Lucy? #sss

#56 Putri melamun di depan notebook yang hanya dipandanginya dengan tatapan kosong. #sss

#57 Dipandanginya Timeline Twitter yang ramai di tengah malam itu. #sss

#58 Tak sengaja mata Putri tertuju pada sebuah tweet. "@aditya_d_saputra: #np The Only Exception - Paramore" #sss

#59 "@putriindah__: Suka paramore juga yaa. Kakak ku juga. :') RT @aditya_d_saputra: #np The Only Exception - Paramore" #sss

#60 Untuk beberapa saat Putri termangu. Menunggu reply dari Adit. Namun limabelas menit berlalu tanpa notifikasi. #sss

#61 Putri pun merebahkan badannya di atas tempat tidur, setelah membereskan notebook dan jurnal di mejanya. #sss

#62 Tapi. Nama Adit masih melintas di pikirannya. #sss

#63 Minggu, 2 September 2012. Tak seperti biasa. Mendung. Putri kembali mengerjakan paper setelah pulang dari gereja pagi. #sss

#64 Akhirnya tak ada yang istimewa di hari Minggu itu, kecuali paper yang telah selesai dikerjakan Putri sebelum makan malam. #sss

#65 Putri pun mulai mencoba melupakan rasa dihatinya. Rasa yang berbeda untuk Adit. #sss

#66 Pagi berikutnya, Putri sudah bersiap dengan barang bawaannya. Kembali ke rumah kos yang ditempatinya. Di dekat kampus. #sss

#67 Kuliah jam 7 pagi di hari Senin memaksanya bangun di pagi buta. #sss

#68 Ada yang berbeda di kelas kali ini. Menempati kelas yang sama dengan Adit membuat Putri merasa aneh. #sss

#69 Putri pun merasa sangat lega saat kuliah berakhir. Dia pun menyusuri koridor sepi menuju ke perpustakaan. #sss

#70 "Hei." Sebuah suara mengejutkan Putri dari belakang. Putri menoleh. Dan terpaku. #sss

#71 "Hei," ucap Putri. Adit sudah berdiri di depannya.. Tersenyum. Mereka pun terdiam beberapa saat. Saling memandang.  #sss

#72 "Bolehkah aku jadi kakakmu? Kakak yang berbeda. Dengan rasa sayang yang beda," ucap Adit pelan. #sss

#73 "Maksudnya?" || "Aku sayang kamu." #sss

#74 "Lalu Lucy?" || "Ternyata dia punya yang lain." #sss

#75 Mereka terdiam. Putri pun masih tertegun. #sss

#76 "Tiga September, dua tahun lalu, kakak ku pergi. Dan tiga September hari ini, kamu datang," ucap Putri. #sss

#77 Langit mendung menyelimuti pagi. Tapi bukan hati. Kali ini. #sss

#78 The End. Thank you for reading. #supershortstory #sss

1 comment:

  1. Fiktif abis..
    Tapi boleh juga untuk jd refrensi ku..
    "Bolehkan aku jd kakak mu, kakak yg berbeda dan rasa sayang yang berbeda juga".
    I like this..

    ReplyDelete

What do you think about the story?

 

My Word is Simple Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei | web hosting