Friday, August 3, 2012

Ketika Hujan

Posted by phero at 5:48 AM





#1 Ketika Hujan #supershortstory #sss #starts

#2 Angin kembali menyapa sore. Membawa sahabat dekatnya, hujan. Cukup deras untuk menghentikan langkah Arlyn di koridor sekolah. #sss

#3 Terduduk di sebuah bangku panjang di depan ruang kelas XII IPS 2, Arlyn melepas penunjuk waktu yg melingkar di pergelangan tangan kanannya. #sss

#4 Jam 16:02. Sepi. Seharusnya dia sudah sampai di rumah satu jam yang lalu. Membaca sebuah karya Ally Carter ditemani cokelat panas. #sss

#5 Namun tugas kelompok membuatnya harus tinggal sejenak di ruang kelasnya. Menyelesaikan bagian temannya yang tidak datang karena sakit. #sss

#6 Dan ketika tiba waktu untuk pulang, hujan menyambut dengan derasnya. Tidak mungkin dia memaksakan diri bersepeda di bawah hujan sore ini. #sss

#7 "Belum di jemput, Arlyn?" Sebuah suara mengejutkan lamunan Arlyn. Seorang wanita sudah berdiri di sampingnya. #sss

#8 "Eh, Miss Atha. Saya naik sepeda kok, Miss," ucap Arlyn sedikit gugup. #sss

#9 "Mau barengan sama saya?" tanya Miss Atha sambil membuka payung berwarna ungu ditangannya. #sss

#10 "Oh, tidak Miss, terimakasih. Rumah saya dekat kok. Saya nunggu reda saja Miss," sahut Arlyn. #sss

#11 "Baiklah. Saya duluan ya." Arlyn mengangguk. Di perhatikannya guru pelajaran Bahasa Indonesia itu melangkah menuju mobil hitam di sebelah sepedanya. #sss

#12 Koridor itu kembali sepi. Hanya ada beberapa satpam yang berjaga di pos depan. #sss

#13 Hujan belum juga reda. Arlyn mulai membuka buku Science Matter dan membolak-balik halamannya. #sss

#14 Pelajaran IPA selalu membuatnya berdebar. Namun bukan guru maupun temannya yang membuatnya khawatir. #sss

#15 Arlyn harus belajar keras hanya untuk mendapatkan nilai cukup untuk Biologi dan Fisika. #sss

#16 "Hey," sebuah suara mengejutkannya lagi. #sss

#17 "Oh! Hey," Arlyn terperanjat. Seorang cowo sudah berdiri di depannya. Buku Science Matter itu terjatuh dari tangannya. #sss

#18 "Wah rajin nih," kata cowo itu sembari mengambil buku Arlyn yang terjatuh. #sss

#19 "Eh, engga. Buka-buka aja," sahut Arlyn, gugup. Dia pernah melihatnya di kantin sekolah. Namun tidak tahu namanya. #sss

#20 "Aku Darren. Kamu pasti Arlyn anak IPA 3," ucap cowok itu sambil mengulurkan tangannya. #sss

#21 "Eh iya, Arlyn. Oh, Darren, pernah dengar. Cowonya Joanna ya? Dia ga masuk hari ini," Arlyn menyambut uluran tangan Darren dengan canggung. #sss

#22 Tatapan mata cowo itu membuat Arlyn tertegun.  #sss

#23 Darren tidak menjawab pertanyaan Arlyn. Hanya tersenyum. Dan semakin membuat Arlyn kikuk. #sss

#24 "Nungguin siapa?" tanya Darren. Dia pun meletakkan tas hitamnya di lantai dan duduk di samping Arlyn. #sss

#25 "Em, nunggu ujan reda aja," jawab Arlyn. #sss

#26 "Besok lagi bawa payung ya," ucap Darren sambil menatap Arlyn, sekali lagi. #sss

#27 Arlyn hanya tersipu. Cowo itu ternyata cukup ramah. Tidak seperti yang dia kira selama ini. Cuek. Misterius. #sss

#28 Mereka pun mengobrol sambil menunggu hujan reda. Banyak hal yang belum diketahui Arlyn tentang Darren. #sss

#29 Namun yang membuat Arlyn takjub, Darren mengetahui banyak hal tentang dirinya. Arlyn pun semakin kagum. #sss

#30 Apakah Arlyn menaruh hati? Tidak. Tidak. Arlyn menjauhkan pikiran itu. Tidak mungkin dia merebutnya dari Joanna. #sss

#31 Tapi mengapa dia berdebar-debar? Mengapa dia tertegun ketika menatap matanya? Mengapa? #sss

#32 Deru mobil yang mendekat sejenak membuyarkan lamunan kecil Arlyn. #sss

#33 "Eh, aku sudah di jemput. Aku duluan ya," ucap Darren melangkahkan kakinya meninggalkan Arlyn. #sss

#34 "Oh. Ya," Arlyn hampir tidak mampu berucap. Dia hanya bisa menatap kepergian Darren bersama mobilnya. #sss

#35 Mobil itu bergerak pelan, lalu berhenti. Darren membuka pintu dan berlari di bawah hujan menghampiri Arlyn. #sss

#36 "Hey, ak titip surat buat Joanna bisa?" tanya Darren sambil mengibaskan rambutnya yg basah. #sss

#37 Arlyn mengangguk. Walaupun saat itu dia tidak tahu apakah dia harus bersyukur atau kecewa. #sss

#38 "Boleh pinjam pena sama kertas?" tanya Darren sekali lagi. Arlyn mengeluarkan selembar kertas kosong dan pena biru. #sss

#39 Darren mulai menulis sesuatu. Di lipatnya kertas itu menjadi dua dan di berikannya ke tangan Arlyn. #sss

#40 "Eh, kamu barengan aku aja pulangnya. Nanti bilang pak satpam aja nitip sepeda kamu," ucap Darren. #sss

#41 Arlyn pun mengiyakan. Setelah berpesan kepada pak satpam yang sedang jaga. Mereka pun akhirnya pulang. #sss

#42 Tidak ada yg terucap dari bibir Arlyn selama perjalanan. Ternyata Darren pun telah mengetahui di mana rumahnya. #sss

#43 "Terimakasih ya," ucap Arlyn sambil berlari masuk ke rumah. #sss

#44 Sesampainya di dalam kamar, Arlyn tertegun. Masih di pegangnya selembar kertas dari Darren untuk Joanna. #sss

#45 Mengapa dia harus membawa surat itu? Mengapa kertas itu hanya terlipat satu kali? Bolehkah dia membukanya? #sss

 #46 Arlyn terduduk di kursi kamarnya. Jemarinya membuka lipatan kertas itu. Pelan. #sss

#47 Memang, Joanna lah yang paling pantas dengan cowo itu. #sss

#48 Arlyn mulai membaca tulisan berwarna biru itu. #sss

#49 "Hey, Arlyn. Aku tahu kamu akan membaca tulisan ini. Joanna itu saudara sepupuku. Segera mandi ya. I will call you soon. Darren." #sss

0 comments:

Post a Comment

What do you think about the story?

Friday, August 3, 2012

Ketika Hujan






#1 Ketika Hujan #supershortstory #sss #starts

#2 Angin kembali menyapa sore. Membawa sahabat dekatnya, hujan. Cukup deras untuk menghentikan langkah Arlyn di koridor sekolah. #sss

#3 Terduduk di sebuah bangku panjang di depan ruang kelas XII IPS 2, Arlyn melepas penunjuk waktu yg melingkar di pergelangan tangan kanannya. #sss

#4 Jam 16:02. Sepi. Seharusnya dia sudah sampai di rumah satu jam yang lalu. Membaca sebuah karya Ally Carter ditemani cokelat panas. #sss

#5 Namun tugas kelompok membuatnya harus tinggal sejenak di ruang kelasnya. Menyelesaikan bagian temannya yang tidak datang karena sakit. #sss

#6 Dan ketika tiba waktu untuk pulang, hujan menyambut dengan derasnya. Tidak mungkin dia memaksakan diri bersepeda di bawah hujan sore ini. #sss

#7 "Belum di jemput, Arlyn?" Sebuah suara mengejutkan lamunan Arlyn. Seorang wanita sudah berdiri di sampingnya. #sss

#8 "Eh, Miss Atha. Saya naik sepeda kok, Miss," ucap Arlyn sedikit gugup. #sss

#9 "Mau barengan sama saya?" tanya Miss Atha sambil membuka payung berwarna ungu ditangannya. #sss

#10 "Oh, tidak Miss, terimakasih. Rumah saya dekat kok. Saya nunggu reda saja Miss," sahut Arlyn. #sss

#11 "Baiklah. Saya duluan ya." Arlyn mengangguk. Di perhatikannya guru pelajaran Bahasa Indonesia itu melangkah menuju mobil hitam di sebelah sepedanya. #sss

#12 Koridor itu kembali sepi. Hanya ada beberapa satpam yang berjaga di pos depan. #sss

#13 Hujan belum juga reda. Arlyn mulai membuka buku Science Matter dan membolak-balik halamannya. #sss

#14 Pelajaran IPA selalu membuatnya berdebar. Namun bukan guru maupun temannya yang membuatnya khawatir. #sss

#15 Arlyn harus belajar keras hanya untuk mendapatkan nilai cukup untuk Biologi dan Fisika. #sss

#16 "Hey," sebuah suara mengejutkannya lagi. #sss

#17 "Oh! Hey," Arlyn terperanjat. Seorang cowo sudah berdiri di depannya. Buku Science Matter itu terjatuh dari tangannya. #sss

#18 "Wah rajin nih," kata cowo itu sembari mengambil buku Arlyn yang terjatuh. #sss

#19 "Eh, engga. Buka-buka aja," sahut Arlyn, gugup. Dia pernah melihatnya di kantin sekolah. Namun tidak tahu namanya. #sss

#20 "Aku Darren. Kamu pasti Arlyn anak IPA 3," ucap cowok itu sambil mengulurkan tangannya. #sss

#21 "Eh iya, Arlyn. Oh, Darren, pernah dengar. Cowonya Joanna ya? Dia ga masuk hari ini," Arlyn menyambut uluran tangan Darren dengan canggung. #sss

#22 Tatapan mata cowo itu membuat Arlyn tertegun.  #sss

#23 Darren tidak menjawab pertanyaan Arlyn. Hanya tersenyum. Dan semakin membuat Arlyn kikuk. #sss

#24 "Nungguin siapa?" tanya Darren. Dia pun meletakkan tas hitamnya di lantai dan duduk di samping Arlyn. #sss

#25 "Em, nunggu ujan reda aja," jawab Arlyn. #sss

#26 "Besok lagi bawa payung ya," ucap Darren sambil menatap Arlyn, sekali lagi. #sss

#27 Arlyn hanya tersipu. Cowo itu ternyata cukup ramah. Tidak seperti yang dia kira selama ini. Cuek. Misterius. #sss

#28 Mereka pun mengobrol sambil menunggu hujan reda. Banyak hal yang belum diketahui Arlyn tentang Darren. #sss

#29 Namun yang membuat Arlyn takjub, Darren mengetahui banyak hal tentang dirinya. Arlyn pun semakin kagum. #sss

#30 Apakah Arlyn menaruh hati? Tidak. Tidak. Arlyn menjauhkan pikiran itu. Tidak mungkin dia merebutnya dari Joanna. #sss

#31 Tapi mengapa dia berdebar-debar? Mengapa dia tertegun ketika menatap matanya? Mengapa? #sss

#32 Deru mobil yang mendekat sejenak membuyarkan lamunan kecil Arlyn. #sss

#33 "Eh, aku sudah di jemput. Aku duluan ya," ucap Darren melangkahkan kakinya meninggalkan Arlyn. #sss

#34 "Oh. Ya," Arlyn hampir tidak mampu berucap. Dia hanya bisa menatap kepergian Darren bersama mobilnya. #sss

#35 Mobil itu bergerak pelan, lalu berhenti. Darren membuka pintu dan berlari di bawah hujan menghampiri Arlyn. #sss

#36 "Hey, ak titip surat buat Joanna bisa?" tanya Darren sambil mengibaskan rambutnya yg basah. #sss

#37 Arlyn mengangguk. Walaupun saat itu dia tidak tahu apakah dia harus bersyukur atau kecewa. #sss

#38 "Boleh pinjam pena sama kertas?" tanya Darren sekali lagi. Arlyn mengeluarkan selembar kertas kosong dan pena biru. #sss

#39 Darren mulai menulis sesuatu. Di lipatnya kertas itu menjadi dua dan di berikannya ke tangan Arlyn. #sss

#40 "Eh, kamu barengan aku aja pulangnya. Nanti bilang pak satpam aja nitip sepeda kamu," ucap Darren. #sss

#41 Arlyn pun mengiyakan. Setelah berpesan kepada pak satpam yang sedang jaga. Mereka pun akhirnya pulang. #sss

#42 Tidak ada yg terucap dari bibir Arlyn selama perjalanan. Ternyata Darren pun telah mengetahui di mana rumahnya. #sss

#43 "Terimakasih ya," ucap Arlyn sambil berlari masuk ke rumah. #sss

#44 Sesampainya di dalam kamar, Arlyn tertegun. Masih di pegangnya selembar kertas dari Darren untuk Joanna. #sss

#45 Mengapa dia harus membawa surat itu? Mengapa kertas itu hanya terlipat satu kali? Bolehkah dia membukanya? #sss

 #46 Arlyn terduduk di kursi kamarnya. Jemarinya membuka lipatan kertas itu. Pelan. #sss

#47 Memang, Joanna lah yang paling pantas dengan cowo itu. #sss

#48 Arlyn mulai membaca tulisan berwarna biru itu. #sss

#49 "Hey, Arlyn. Aku tahu kamu akan membaca tulisan ini. Joanna itu saudara sepupuku. Segera mandi ya. I will call you soon. Darren." #sss

No comments:

Post a Comment

What do you think about the story?

 

My Word is Simple Copyright © 2010 Design by Ipietoon Blogger Template Graphic from Enakei | web hosting