(Part 1): Malam Natal.. Sepi..
Bukan.. Bukan suasana malam ini yang terasa sepi.. Tapi hatiku..
(Part 2): Jam 19:20.. Dua puluh menit
yang lalu perayaan Natal tahun ini semestinya sudah dimulai, di rumahnya.. Ya..
Dia.. Di rumahnya..
(Part 3): Sudah dimulai.. Tapi aku
masih disini.. Sepi.. Sendiri.. Didalam kamar.. Entah mengapa aku merasa enggan
merayakan.. Maafkan aku..
(Part 4): Aku terduduk di kursi
belajarku.. Memandang bungkusan kecil di atas meja.. Kado Natal.. Kecil..
#supershortstory
(Part 5): Seharusnya kado ini untuk
dia.. Ya.. Dia yg disana.. Tapi ku tak sanggup.. Tak sanggup memberikannya
malam ini.. #supershortstory
(Part 6): Dia terlalu indah untukku..
Ketua kelas.. Kapten tim basket.. Pemenang 'speech contest'.. Terkenal..
Dikenal.. #supershortstory
(Part 7): Ya.. Dikenal oleh mereka..
Teman-temanku.. Teman-teman perempuan.. Yang selalu tergila-gila.. Karena
wajahnya.. #supershortstory
(Part 8): Sedangkan aku? Aku? Mungkin
tak akan pernah terlintas olehnya.. Dia.. Untuk melihatku.. Bahkan menyapa..
Ku.. #supershortstory
(Part 9): Aku hanyalah pecinta buku..
Yang akan selalu duduk di ujung belakang.. Ruang 224.. Kelasku..
#supershortstory
(Part 10): Untuk membaca.. Untuk
menutup wajahku dengan hitamnya rambutku.. Untuk menarik diriku dari
keramaian.. #supershortstory
(Part 11): Ya.. Aku.. Dia.. Sungguh
berbeda.. Tapi.. Tapi rasa itu sungguh menyesakkan.. Sekali lagi ku tak
sanggup.. #supershortstory
(Part 12): Aku tersentak.. Jam
dinding tua dibelakangku berdentang membuyarkan lamunan.. 20:00. Aku harus
lakukan sesuatu.. #supershortstory
(Part 13): Aku harus berani.. Harus..
Kuambil bungkusan kecil itu.. Perayaan Natal pasti belum selesai.. Aku harus
kesana.. #supershortstory
(Part 14): Ternyata diluar hujan
deras.. Ya.. Deras.. Dan gelap.. Pekat.. Tidak.. Aku tidak akan urungkan niat..
#supershortstory
(Part 15): Kumelaju dengan mobil orangtuaku..
Sendiri.. Menembus gelapnya malam ini.. Menghempas air yg terlempar ke bumi..
#supershortstory
(Part 16): Aku meraba saku bajuku..
Masih disana.. Bungkusan kecil itu.. Untuknya.. Dia.. #supershortstory
(Part 17): Aku memang tak yakin dia
akan menerimanya.. Tapi aku tak tahu sampai kapan lagi aku harus menunggu..
#supershortstory
(Part 18): Terbayang wajahnya yang
rupawan. Terbayang dia dengan yang lain. Terbayang dia menolakku. Berpaling
muka dariku. #supershortstory
(Part 19): Terbayang. Terbayang.
Tiba-tiba mataku berkunang-kunang. Buram.. Titik-titik air yang tersorot cahaya
memendar.. #supershortstory
(Part 20): Haruskah kuberhenti?
Tidak.. Aku tak boleh lengah.. Kutepuk-tepuk pelipisku agar penglihatanku
kembali.. #supershortstory
(Part 21): Mataku pun terbuka..
Kembali melihat cahaya dikejauhan.. Namun cahaya itu terlalu menyilaukan..
#supershortstory
(Part 22): Aku membanting stir
kekiri.. Ya.. Cahaya itu terlalu menyilaukan.. Tersentak.. Terhenyak..
#supershortstory
(Part 23): Mataku terpejam tuk
beberapa waktu. Saat akhirnya kubuka mataku, terlihat samar sebuah mobil
berhenti diseberang #supershortstory
(Part 24): Jalanan sepi.. Tak
terlihat ada kendaraan lain yang melaju dibawah derasnya hujan malam ini.. Aku
terpaku.. #supershortstory
(Part 25): Mobil diseberang masih tak
bergerak. Namun suara mesinnya masih terdengar. Beberapa orang terlihat
menghampiri.. #supershortstory
(Part 26): Ada apa? Kulangkahkan
kakiku mendekat.. Seorang laki-laki terlihat sibuk dengan telepon genggamnya..
#supershortstory
(Part 27): "Ada apa, Pak?"
tanyaku.. Laki-laki itu tak menghiraukanku.. Kuberjalan semakin mendekat..
#supershortstory
(Part 28): Aku menghentikan langkahku
tepat didepan mobil itu. Dua orang lelaki terlihat menggotong seseorang..
Perempuan.. #supershortstory
(Part 29): Wajahnya berlumur darah..
Perempuan itu.. #supershortstory
(Part 30): "Ada yang bisa saya
bantu, Pak?" tanyaku sekali lagi.. Namun, sekali lagi, tak ada yang
menjawab pertanyaanku.. #supershortstory
(Part 31): Aku pun memilih untuk
melanjutkan perjalananku.. Dengan mataku yang terkadang masih
berkunang-kunang.. #supershortstory
(Part 31): Beberapa saat kemudian
sebuah mobil ambulans datang.. Mungkin mereka memang tidak memerlukan
bantuanku.. #supershortstory
(Part 33): Akhirnya aku pun sampai
dirumahnya.. Dia.. Hujan masih mengguyur bumi.. Sepertinya acara belum usai..
#supershortstory
(Part 34): Kuberanikan diri
melangkahkan kakiku.. Masuk.. Ruangan itu terang sekali.. Memaksaku memicingkan
mata.. #supershortstory
(Part 35): Sangat mudah mencarinya
dikeramaian seperti ini. Seperti biasa. Dia sedang berbincang, bercanda, dengan
mereka.. #supershortstory
(Part 36): Mereka.. Yang
menggilainya.. Dia.. Dan akupun hanya berdiri memandangnya dari kejauhan.. Di
sudut ruang itu.. #supershortstory
(Part 37): Dia.. Tom.. Yang telah
membuatku memberanikan diri sampai disini.. Inilah saatnya.. Saat yang selalu
kunanti.. #supershortstory
(Part 38): Beberapa tamu undangan pun
berpamitan.. Aku pun semakin berdebar.. Kuberjalan pelan mendekatinya..
#supershortstory
(Part 39): "Tom,"
panggilku,saat dia sedang mengambil minuman.Dia membalikkan badan.Namun
sepertinya dia tak mau menatapku. #supershortstory
(Part 40): "Aku cuma mau
ngasi...," belum selesai kumengucapkannya, seseorang memanggil namanya
keras-keras. "Tom.. Tom.." #supershortstory
(Part 41): "Mike?" orang
itu adalah Mike, teman kecilku, teman dekatnya.. Dia.. "Tom.. Lu harus
denger.. Sarah.. Sarah.." #supershortstory
(Part 42): Muka Mike terlihat pucat.
Dia menyebut nama Sarah. Sarah? Namaku? Dengan terbata Mike berucap,"Sarah
meninggal." #supershortstory
(Part 43): Meninggal? Aku?
"Sarah kecelakaan.. Tadi.. Mobilnya ...," Mike tak sanggup lagi
melanjutkan.. Tom terpaku.. #supershortstory
(Part 44): "Tom, dengarkan aku..
Dia salah.. Aku, Sarah.. Masih disini..," aku berusaha menenangkannya..
Tapi sia-sia.. #supershortstory
(Part 45): "Tom, ini.. Kutemukan
disakunya.." Mike menyodorkan sebuah bungkusan kecil.. Bungkusan itu?
#supershortstory
(Part 46): Tom membuka bungkusan
kecil itu.. Sebatang cokelat.. Ya.. Sebatang cokelat, dengan sebuah kartu
kecil.. #supershortstory
(Part 47): Tom memegang kartu itu..
Kedua matanya berkaca-kaca.. "Tom.. I love you.. Sarah.."
#supershortstory
(Part 48): Tom membaca tulisan di
kartu itu.. Pelan.. Dipejamkan matanya.. Ya.. Kartu itu.. Ya.. Tulisan itu.
Dariku. Aku.. #supershortstory
(Part 49): Jadi.. Perempuan berlumur
darah itu aku? Aku? Tidak.. Tidaaak.. Kurasakan tubuhku melayang.. Tinggi..
#supershortstory
(Part
50): Tinggi.. Melayang.. (The End) #supershortstory
0 comments:
Post a Comment
What do you think about the story?